Jumat, 29 Juni 2007

Peta Duniaku

1.Lampung
Berbicara Lampung, di sini akan dibagi menjadi dua,yaitu:
a.Wonorejo, tempat di mana aku lahir tumbuh dan dibesarkan. Mungkin kalau lebih sepesifik yaitu dusun wonorejo, desa wates (waktu itu) kec Padang Cermin, Lampung Selatan, Lampung 35451.
b.Sukarame
Sukarameadalah tempat aku menempuh pendidikan tingkat menenghaku, tepatnya diMadrasah Aliyah Keagamaan Negeri yang terintegreted di MAN 1 (MADALIANSA) Bandar Lampung. Selama tiga tahun di sini aku tinggal di Asrama MAKN, baik asrama alif maupun ba’. Selanjutnya......

Selasa, 26 Juni 2007

Budaya Rakyat VS Hedonisme

Tadi malam, selesai raat team LK II di Cabang aku langsung menuju alun-alun utara. Beberapa hari yang lalu aku baca iklan di KR bahwa di sana akan ada show dangdut dan campur sari, Cak Dikin dan New Trio Macan. Benar aja sesampai di sana halaman keratin itu sudah penuh. Semula kami (aku dan Ihab) menyangka sudah telat, karena memang kita datang sudah malam, tetapi ternyata Cak dikin dan Trio Macan belum tampil, baru artis-artis local saja. Selanjutnya.....

Senin, 25 Juni 2007

Pencarian

aku mencarimu dalam semest tanda
antara titik dan koma
dalam guratan baris awan..
Selanjutnya.....

Minggu, 24 Juni 2007

Revolusi Kesadaran

Berbicaa tentang perubahan tatanan masyarakat, maka kita akan berhadapan dengan beberapa pertanyaan fundamental. Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu adalah: siapa yang akan menjadi penggerak perubahan sosial tersebut? Bagaimana cara melakukan perubahan sosial tersebut? Dan masyarakat seperti apa yang ingin dituju dari perubahan itu? Selanjutnya......

Perpisahan

Apa yang istimewa dari sebuah perpisahan? Bukankah sudah menjadi sunnatullah bahwa ketika ada pertemuan pastilah ada perpisahan? Bukankah ujung dari sebuah kebersamaan adalah kesendirian? Lalu mengapa perpisahan harus dirayakan? Selanjutnya.......

Mata Air Yang Terbakar

Aku masih berdiri di sini, di depan sebuah masjid yang telah lama aku rindukan. Hampir enam tahun berlalu aku meninggalkan kampungku ini untuk merantau, mengais rizki di negeri Jiran. Begitulah tradisi yang berkembang di kampungku saat ini. Setamatanya SMA, merupakan kebanggaan tersendiri bisa merantau ke negeri orang, menjadi TKI. Pulang dengan uang yang melimpah. Membangun rumah gedung, membeli sepeda motor, dan sepetak kebun, setelah itu menikah. Tapi yang terakhir ini aku belum ada rencana, karena Yani kini telah menjadi miliki orang, disambar teman karibku sendiri. Tak sabar dia menanti kedatanganku, takut nanti kalau dibilang perawan tua.  Selanjutnya......