Selasa, 24 Juni 2008

Dan Kamu Pun Pergi

terasa ngiang di teling ku
tawa serta gaya bicaramu
secercah senyum tersungging di bibir mu
senyum yang merekah menjadi tawa
tawa yang berbaur dengan canda
mengantar kita pada dunia kita
bukan dunia mereka
dunia tanpa jerit manja, katamu

kemarin kamu bilang
tak sanggup lagi untuk tersenyum apalagi tertawa
meski sejuta kelucuan di depanmu
meski orang banyak menghiburmu
bukankah dari dulu kita tidak pernah menertawakan
kelucuan orang lain
bukankah kita tertawa karena kekonyolan kita sendiri
sebenarnya aku ingin melihat wajahmu yang cemberut
namun tak pernah kau mengijinkannya
bahkan saat kau sendiri sadar
kamu tidak bisa untuk tersenyum dan tertawa
saat engkau berdiri di ujung hari
berlari mengejar senja

aku tahu semua pasti kan terjadi
kau pergi dan bukan hanya kau yang pergi
mereka juga pergi
dan akan datang satu hari
dimana aku juga akan pergi
meninggalkan kenangankita di kota kecil, kota gudeg

bukannya aku melakoni
ku harap bisa kembali melihat senyum mu
mendengar tawamu
dan kita masih bersama, meski
kamu di bumi mu dan aku di bumi ku
karena bumi kita satu.

Selasa, 10 Juni 2008

Rapuhnya Infrastrutuktur Kita

Perjalananku ke beberapa kota, dan terakhir ke Purwodadi, Gubuk, Blora
Menjadikan aku semakin sadar akan kerapuhan infrastruktur kita. Dari Jogja sampa Surakarta, sepeda motor yang aku tumpangi masih bisa berjalan di kisaran 90-100 KM per jam, setelah Surakarta jalan menuju Purwodadi, aku bingung
Tidak ada jalan yang bisa dipilih. Lobang di sana-sini, jalanan ambles, kerikil berlarian ketika roda sepeda motorku melintasinya. Selanjutnya.......