Minggu, 24 Juni 2007

Mata Air Yang Terbakar

Aku masih berdiri di sini, di depan sebuah masjid yang telah lama aku rindukan. Hampir enam tahun berlalu aku meninggalkan kampungku ini untuk merantau, mengais rizki di negeri Jiran. Begitulah tradisi yang berkembang di kampungku saat ini. Setamatanya SMA, merupakan kebanggaan tersendiri bisa merantau ke negeri orang, menjadi TKI. Pulang dengan uang yang melimpah. Membangun rumah gedung, membeli sepeda motor, dan sepetak kebun, setelah itu menikah. Tapi yang terakhir ini aku belum ada rencana, karena Yani kini telah menjadi miliki orang, disambar teman karibku sendiri. Tak sabar dia menanti kedatanganku, takut nanti kalau dibilang perawan tua.  Selanjutnya......

0 comments: