Rabu, 14 Mei 2008

Saat Kau Bisa Memanggilku Papa

Sejak pertama aku menginjakkan kaki di kota tua ini, aku langsung jatuh hati alias kerasan tinggal di sini. Waktu itu kota gudeg ini masih begitu asri, udaranya masih segar. Bangunan-bangunan tinggi masih belum terlalu banyak. Mall-mall masih sangat langka, sehingga jalan rayapun tidak terlalu macet, karena orang akan lebih suka berbelanja di pasar tradisional. Teman satu kontrakan dulu bilang, belanja di pasar tradisional lebih asyik, lebih merakyat. Meskipun kini dia selalu belanja di luar negeri sembari bersafari menghabiskan uang anggaran. Studi banding, katanya. ah, ternyata sama saja dia ketika masih duduk di Lemabag Eksekutif mahasiswa.
Selanjutnya............

0 comments: